Mahfudhotin. Powered by Blogger.
RSS

The Day at Observatorium Bosscha





Mengawali harimu dengan melakukan perjalanan ? bukan kah itu menakjubkan. Ya, pagi ini kami menciptakan perjalanan ke kota Tahu Susu, tepatnya di Lembang, Bandung. Saya dan kak rin rin biasa kusapa, naik angkotan umum jurusan “Caheum Ledeng”. Karna sengaja tidak makan pagi, kami memutuskan mbontot  molen saus coklat bertabur mentega(hmmm lezat). Okelah kami berdua mahasiswa pas-pasan tapi kalo udah sekali jalan, berapun harganya tak jadi masalah. Motivasinya adalah hidup itu dinikmatinya aja bro! kami sudah merencanakan wisata yang akan kami kunjungi di weekend bahagia ini, bosscha dan floating market (ahaihaiahai, maklum kami narsis, dua tempat wisata dalam sehari cukup ^^). Observatorium Bosscha dan Floating Market. Yey yey yeeeyyy..

                                                           Teropong Besar
           Setelah beberapa menit perjalanan, kami pun sampai di tempat tujuan, Observatorium Bosscha itu semacam tempat peneropongan bintang terrtua di Indonesia. Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Ternyata hal yang baru kami ketahui saat itu adalah Observatorium Bosscha menjadi bagian dari ITB yang difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia. :D
                                                                 me and kak rin rin :)
           
               Di Observatorium Bosscha kedatangan kami disambut oleh beberapa petugas dengan pakaian rapi bersepatu hitam mengkilat (siang sih, cahaya matahari membuat kami mbatin silau meenn..). selain itu, disana kami juga disambut dengan ramah oleh petugas yang berjaga^^. Oke yang menarik dari kunjungan kali pertama di kota kembang ini adalah bangunan observatorium bosscha ini digunakan untuk melihat tata surya, seperti galaksi, bulan, bintang, matahari, yang berada di kolong langit ini. Tentu inilah yang menarik perhatian para punggawa Astronomy Club se-Indonesia untuk berkunjung kesini. WOWW! It’s Amazing, masyaallah.
                                                             with Kubah Teleskop Zeiss
           

             Sebagai pendahuluan, kami diajak melihat-lihat koleksi “Teropong Besar”, dimana kami bisa melihat perwujudan langit di malam hari. Teropong yang biasa digunakan untuk meneropong wujud kedua belas rasi bintang seperti scorpion, tampilan gugusan bintang Bima Sakti, bintang Kejora, Bulan, Komet, juga memperoleh orbit bintang ganda visual dan yang lainnya. Selanjutnya, dengan dipandu oleh seorang mahasiswa astronomi ITB, kami diajak melihat rasi bintang di langit pada waktu malam hari. Memang tidak nyata dan hanya dijalankan oleh sebuah proyektor planetarium, tapi rasanya hampir nyata melihat langsung bintang di malam hari. Bagaimana pola pergerakan bintang menandakan arah dan waktu, dapat dilihat dan dipelajari di sana. Semua, fenomena alam di langit itu seperti dipotret dan disajikan melalui sebuah proyektor. Tak lupa juga oleh-oleh buat kami, program bernama Stellarium yang fungsinya seperti teropong besar tersebut. Asyiikk ^^
                                                                      smile :D

            Sekilas ilmu yang kami peroleh, bintang yang terdekat ke bumi Alpha Centauri. Yang seperti dikatakan pemandu, cahaya bintang ini memerlukan lebih dari 4 tahun mencapai bumi, sedangkan cahaya dari bintang yang tampak terjauh adalah Riga, memerlukan waktu lebih dari 1000 tahun mencapainya, padahal kalau dipikir-pikir nih ya, cahaya matahari hanya memerlukan kurang lebih empat menit untuk mencapai bumi, subhanallah. Dengan cahaya bintang, manusia dapat melakukan sesuatu tanpa terganggu oleh kegelapan malam. Waaaooowww!! Pelajaran yang terngiang-ngiang dikepala saat dulu masih madrasah diniyah adalah wabinnajmi hum yahtaduun, surat an-nahl ayat 16 yang berarti “Dan dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk (jalan)”. Adapun penjelasan dari pemandu memperlihatkan bintang paling terang pada gugusan bintang-bintang di langit. Kalau di dalam Al Qur'an bintang yang dimaksud itu adalah Asy’ Syi’ra yang berarti bintang Sirius. Benda-benda langit itu memang benar tanda dan petunjuk perjalanan manusia ya, baik di darat mentukan kalender ataupun dilaut saat nelayan mencari ikan. Dengan meneropong bulan dan bintang, seseorang akan yang akan bepergian dapat menentukan arah yang dikendakinya. Kemudian gugus bintang dapat digunakan dalam menentukan waktu seperti gugus Bintang Biduk. Dengan demikian seseorang mendapatkan manfaat melalui bantuan bintang, persis seperti yang tertulis pada, surat an-nahl ayat 16. Subhanallah :)

                                                            Stellarium take action!
            Namun sayang, disini kami jadi tahu kondisi di sekitar Observatorium Bosscha, yang saat ini dianggap tidak layak untuk mengadakan pengamatan. Seperti yang dijelaskan pemandu kami, akibat dari perkembangan pemukiman di daerah Lembang dan kawasan Bandung Utara yang tumbuh laju pesat sehingga banyak daerah atau kawasan yang dahulunya rimbun oleh hutan-hutan kecil dan pepohonan telah menjadi area pemukiman, sehingga banyak intensitas cahaya dari kawasan pemukiman yang menyebabkan terganggunya penelitian atau kegiatan peneropongan yang seharusnya membutuhkan intensitas cahaya minimal. Dengan demikian observatorium yang pernah dikatakan sebagai observatorium satu-satunya di kawasan khatulistiwa ini menjadi terancam keberadaannya.
                                                         me and Observatorium Bosscha
            Setelah berkeliling dan puas mengeksploitasi observatorium kami pun tak melewatkan kesempatan untuk berfoto bersama dengan latar belakang “Teropong Besar” dan “Kubah Teleskop Zeiss”, hehe. . kami pun segera menutup kunjungan siang itu dengan agenda mencicipi makanan di “Floating Market”. :D :D :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment