Hei, Dek Kecil, apa kabar?
Kau pasti sudah menunggu-nunggu surat dariku untukmu. Tapi tak kunjung2 juga apa yang seharusnya kau dapatkan.
Aku terlalu asik dengan cerita-cerita baru yang datang tiba-tiba. Sampai akhirnya aku lupa batas wajarnya. Aku terlalu sibuk dengan urusanku sndiri.
Hei, jika kau masih memberikan aku kesempatan, aku akan bilang mohon maafkan aku. Setiap orang berhak untuk dimaafkan juga memaafkan bukan, Dek?
Kalau Allah saja mau memaafkan hamba-Nya, apa hak diri untuk tak meminta dan dimintai maaf. Hehehe. Atau aku saja yang terlau melankolis saat ini. Kau, maklumi sajalah temanmu yang satu ini
Hei, aku mungkin meraba-raba apa yang sedang kau rasakan saat ini.
Karena harapan tidaklah selalu sama dengan realita. Ingatlah Dek, bahwa dalam hidup terkadang ada episode yang kurang mnyenangkan. Anggap saja kita sedang menyelsaikan puzle-puzle kehidupan kita dengan melewatkan banyak hal, dan aku tahu kau tahu itu. Jadi aku tak perlu panjang-panjang lagi.
Ohya mumpung ingat, ada 1 nasehat yang pernah aku baca entah dimana, kira-kira mungkin seperti ini : bukan perkara siapa yang sampai duluan atau siapa yang terakhir sampai tujuan. Ini perihal proses menuju tujuan. Perihal pelajaran yang didapat selama proses.
Semoga kita langgeng persahabatannya Dek. Amin
Salam tidak smua yang beda diantara kita harus disamakan
Ochinnest
